Fakta-fakta mengapa kebahagiaan akan lebih banyak datang kepada orang yang rajin memberi

ika menggunakan hitung-hitungan logika, memberi itu membuat apa yang dimiliki menjadi berkurang. Sekali lagi, itu kalau menggunakan logika. Tapi sebetulnya, logika dengan cara pandang yang lain juga bisa digunakan untuk menghasilkan hitungan yang kemudian diketahui sebagai fakta bahwa ternyata, memberi itu bisa mendatangkan kelebihan bagi diri sendiri. Kelebihan itu bentuknya beragam, bisa hadir dengan bentuk yang sama, atau menjelma menjadi bentuk lain yang lebih baik dan lebih banyak.
Baca Juga : 5 Kebiasaan sukses para miliarder berikut ini bisa kamu tiru
Melalui artikel ini, Kita Muda ingin menggunakan logika memberi yang ternyata bisa mendatangkan dampak lebih. Ada beberapa fakta, mari kita bedah satu per satu:

1. Memberi, membuatmu menjadi manusia yang lebih berarti.

Coba lihat sekelilingmu, manusia yang sejak muda selalu sibuk dengan urusannya sendiri, akan menjadi orang tua yang harus berjibaku memenuhi kebutuhannya sendiri. Kadang, pada usia-usia lanjut, pemenuhan kebutuhan itu disertai dengan keadaan fisik yang sakit-sakitan. Menyedihkan memang.
Lalu, coba perhatikan manusia yang sejak muda aktif menyibukkan diri untuk membantu orang-orang, membangun panti-panti, asrama, pesantren, atau membantu dalam artian selalu ringan tangan kepada orang lain. Karena kebaikannya, kemudian ia disayangi oleh banyak orang. Karena disayangi, orang-orang lalu bersedia memberinya saat berkelebihan, juga membantunya saat diterpa kesulitan. Memberi, adalah proses timbal balik. Memberi, membuat mereka menjadi manusia yang lebih berarti.
Baca Juga : Berhenti melakukan 7 hal ini agar masa mudamu nggak sia-sia

2. Tanpa sadar, ternyata kebiasaan memberi bisa membuat masalah hidupmu berkurang.

bersyukur
Foto : begy.blogspot.com
Kepada orang yang merasa sering menerima bantuan, ia tak segan-segan bila suatu hari dimintai bantuan oleh orang yang kerap memberi bantuan. Sebuah masalah, jika hanya dipikirkan oleh satu kepala saja, maka penyelesaiannya hanya bisa dilakukan menurut versi yang dianggap benar oleh satu kepala tersebut. Kadang, proses ini membutuhkan waktu lama. Karena dari satu kepala, maka mau tidak mau trial and error juga harus dialami oleh satu kepala tersebut.
Berbeda dengan orang-orang yang rajin membantu. Bila di kemudian hari menemui kesulitan, orang-orang yang merasa pernah dibantu akan dengan senang hati mempersembahkan waktu, tenaga dan isi kepalanya untuk bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi. Dampaknya, trial and error dialami bersama, ditambah lagi dengan adanya rembug pikir, lalu diiringi semangat kebersamaan. Itu semua membuat masalah menjadi cepat terselesaikan. Atau kalau ingin diringkas sesuai poin pada judul ini: masalah hidupmu akan berkurang.
Baca Juga : Suksesmu bakal terhambat jika kamu masih saja berperilaku seperti ini …

3. Karena kamu memberi, maka ia bahagia. Lalu, kebahagiaan itu memantul kepadamu.

Siapa yang menanam bibit melon, ia akan menuai bibit waluyo. Eh, bukan, maksudnya: barangsiapa yang menanam bibit melon, ia akan menuai buah melon. Tentu itu akan terjadi jika maling belum mendahuluinya. Tapi, untuk hal itu, kecil sekali kemungkinannya, bila setiap malam pemiliknya aktif ronda di kebun. Jadi, mari kita persingkat pepatah ini menjadi:
“Siapa yang menanam, maka ia akan menuai.”
Itu sama halnya seperti logika: Siapa yang berkaca, maka yang terlihat pada kaca tersebut adalah dirinya. Kecuali jika kacanya bening. Tentu ini berlaku sama dalam memberi. Apa yang kamu berikan kepada orang, bila itu baik, maka secara otomatis akan menghadirkan kebahagiaan padanya. Mau tak mau, kebahagiaan yang hadir tersebut akan memantul kepadamu. Memberimu energi positif yang dalam banyak kasus, kadang-kadang bisa bikin beban hidup berkurang.

4. Tanpa terasa, mendadak kepercayaan dirimu juga jadi meningkat.

Minder bisa hadir karena orang-orang sekelilingmu belum dapat menerimamu secara utuh. Rajin memberi, bisa membuat persepsi orang lain kepadamu menjadi penuh. Dengannya, kemudian rasa minder yang semula mendekam dalam diri, lambat laun menjadi berkurang volumenya, hingga raib sama sekali. Ketika rasa minder sudah hilang, maka ganti yang layak baginya ialah rasa percaya diri. Orang-orang akan memperhatikanmu, mereka akan menyayangimu, dan kamu bahagia dengan adanya proses timbal balik yang win-win solution tersebut.
Baca Juga : Ketika pikiran banyak dirasuki hal-hal negatif, sudah saatnya kamu rutin melatih kebiasaan ini agar menjadi pribadi yang positif

5. Memberi adalah menebar magnet kebaikan. Dengan begitu, orang-orang akan tertarik mendekat kepadamu.

tersenyum dengan teman
Foto ; sunningdaledentalblog.com
Mengapa ketika ada seseorang mendekat, dan kita belum mengenalnya secara baik, kita akan pasang kuda-kuda serta memilih bergaul dengannya secara hati-hati? Jawabannya ialah karena kita baru saja kenal dengan orang tersebut. Belum begitu tahu reputasi dan citranya.
Orang yang gemar membantu dan memberi, tanpa menggaungkan namanya, dengan penuh kesadaran orang-orang akan menyuarakan nama orang tersebut. Membicarakan jasa-jasa dan kebaikannya. Sebagai orang yang sudah mendengar reputasinya, kita seperti ingin mengenalnya lebih dekat, berbaur secara nyata. Begitulah, memberi itu bak magnet. Ia akan menarik orang-orang untuk mendekat. Selamat memberi, dan selamat menuai kebaikan darinya.

Sumber : www.KitaMuda.com
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Fakta-fakta mengapa kebahagiaan akan lebih banyak datang kepada orang yang rajin memberi"